[ad_1]
Tahun 2015 adalah tahun puncak Blogging dan Social Media, menurut hemat saya. Memang, di 2013 – 2014, sejak mobile usage sudah menjadi hal lumrah, geliat dunia social media sangat luar biasa. Disusul kemudian oleh blogging (yang notabene platform awal dari social media) yang ikut-ikutan meriah. Mungkin sebagian blogger baru mendapatkan informasi dan tertarik dengan dunia blogging atas andil social media besar seperti Facebook, Twitter dan Google Plus. Nah, tahun inilah yang benar-benar akan menjadi puncaknya.
Bagi para Blogger yang sudah berkecimpung sebelum tahun ini dan kemarin, pasti sangat yakin dan menyaksikan sendiri bahwa SEO, sebagai bagian dari upaya penjaringan traffic masal, selalu mengalami perubahan, baik dari segi kebijakan si empu pemilik search engine, yang terwujud dalam algoritma-algoritma barunya, hingga penyesuaian dan perubahan teknik dan strategi SEO. Bagi pendatang baru, sangat penting untuk mengetahui bahwa SEO semakin berkembang, semakin rinci, semakin rumit, dan harus direspon dengan strategi yang matang.
Mobile Friendly
Tapi yang agak disayangkan, template responsive blogger banyak yang tidak dibuat dengan kehati-hatian, sehingga tidak sedikit yang loadingnya sangat lama saat diakses via perangkat mobile. Ini salah satu pertimbangan saya. Jadi, jika ingin pake template responsive, pastikan berkualitas dan teruji. Sobat bisa cek berbagai template Blogger responsif berkualitas ini.
Oya, ada yang luput, kalo sobat udah pake template responsif, matikan versi mobile, karena tidak ada gunanya. Mungkin ini pula yang bikin bingung browser mobile saat memproses template mana yang harus ditampilkan. Mungkin.
Kecepatan Load
Profil Backlink
- darimana saja backlink berasal,
- kualitasnya,
- jumlahnya (kuantitasnya),
- variasi keyword-nya,
- penyebaran backlink ke homepage dan halaman-halaman lain,
- dan persentase nofollow vs dofollow-nya.
Jika (1) backlink berasal dari situs-situs berkualitas tinggi, (2) backlink memiliki variasi keyword bermacam-macam (tampak natural), (3) memiliki keseimbangan antara nofollow dan dofollow, (4) backlink ke homepage tidak terlampau parah jumlahnya dibanding dengan halaman lain, maka profil backlink sebuah website disebut authoritative atau memiliki legitimasi tinggi. Sebaliknya, jika (1) banyak backlink berasal dari situs spam, (2) direktori dan bookmark yang diragukan kualitasnya, (3) backlink hasil spam dan atau didapat dengan cara tidak wajar, (4) backlink memiliki variasi keyword dengan mayoritas sama persis atau hampir sama persis, (5) jumlah backlink ke homepage luar biasa banyaknya sampai ribuan sedangkan ke post cuma satu dua, dan (6) semua backlink dofollow atau katakanlah sekitar 90% dofollow, maka profil backlinknya rendah atau tidak memiliki legitimasi, serta rawan terancam penurunan ranking, bahkan penalti atau banned total.
Memiliki link nofollow itu wajar, dan sudah semestinya. Jadi backlink dofollow dan nofollow itu berdampingan. Yang tidak wajar adalah ketika hampir semua backlink anda dofollow (katakanlah seperti tadi, 90% dofollow), maka backlink sobat justru mudah diendus sebagai tidak wajar.
Strategi terbaik? Bisa dikatakan saya sekarang jarang sekali melakukan link building dan lebih memilih menunggu mendapatkannya (link earning). Mendapatkan backlink adalah cara paling natural, dengan hasil backlink sangat berkualitas. Apa sih maksudnya?
Gini, sebagai contoh, beberapa hari lalu saya dapet email mengenai artikel sebelum ini. Ada sobat bertanya, “mas kok pada artikel itu link ke pembuat-pembuat template dofollow semua? Apa gak bahaya buat blog mas?” Lah bahaya dari HongKong? Tidak masalah. Dofollow pada link-link itu sebagai penghargaan saya pada karya mereka yang luar biasa. Saya tidak tahu kenapa ada salah kaprah begini. Kalo saya link ke situs-situs itu dalam bentuk dofollow itu sah, wajar. Natural. Mereka mungkin gak tahu, dan gak perlu tahu, saya link karena ingin link ke mereka karena emang harus merujukkan ke sana. Kalo saya link ke situs legitimate, saya tidak menjerumuskan orang, yang dikasih backlink mungkin akan dapat efek bagus, yang kasih juga punya efek bagus, karena blog tanpa link keluar itu blog mati. Link keluar akan semakin memberikan gambaran pada Google bahwa keduanya berkaitan dan relevan. Tapi memang harus hati-hati, jangan sampai situs spam atau phising di link, karena dangerous, beib.
Itu konsep link earning. Kalo kita punya sesuatu yang bagus, bermanfaat banget, original, dan bisa menjadi referensi yang harus dikutipkan pada sebuah halaman, kemungkinan mendapatkan backlink seperti di atas sangat besar. So, berkarya terus, hindari copas, asah terus kemampuan dalam menulis. Copas tuh bikin otak blogger yang sebenarnya cerdas jadi tumpul… pul. Pul, ipuull.. Dan yang dicopas tuh sakitnya di sini, di sini, dan di sini… (nunjuk dada, perut, dan mata), ..eh di sini juga.. (nunjuk pantat).
Konten Yang “Shareable”
Konten yang di-share mungkin tidak secara langsung berpengaruh pada SEO, tapi menjadi indikator bahwa blog dan si Empu-nya memiliki daya bagi yang sangat tinggi. Sedikit lebih berat nih, konten demikian akan meningkatkan brand, baik pada web/blog, bisnis, maupun individu-nya. Konten seperti ini mengundang banyak hal: link back dari halaman web/blog lain (mendapatkan backlink dari situs lain secara natural), meningkatkan popularitas, dan memberikan otoritas pada blog sobat serta sobat sendiri.
Konten yang Kaya
Saya tidak menyebutkan bahwa konten harus panjang sampai puluhan ribu kata, tidak. Kalo mau gitu bikin buku saja. Yang saya maksud adalah jika memang harus dikatakan, katakanlah. Jangan terpaku pada “katanya” post yang cuma 250 kata saja bisa menang di SERP, post yang cuma beberapa kalimat aja bisa mendapat halaman satu, dan seterusnya. Itu tergantung konteksnya. Kalo sobat cuma mau nulis soal download software, aneh kalo nulis sampai 2000 kata. Beda dengan ini, mungkin akan butuh lebih dari jumlah kata itu (dan lebih kaya): sobat bikin tutorial tentang menggunakan software itu, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan, lengkap dengan tips-trik-nya. Dan konten blog biasanya identik dengan yang ini, dan yang ini juga yang biasanya jauh lebih valuable. Dan sekali lagi, konten seperti ini yang jauh lebih share-able… Maka konten yang share-able akan lebih mudah mendapatkan apa? Betul, backlink natural…
Kalo mau ditarik dari awal tadi, begini matarantai konsep SEO 2015 untuk blog:
blog yang mudah diakses melalui perangkat mobile, loadingnya tidak “bikin bengong”, kontennya menarik dan sangat bermanfaat, tidak setengah-setengah, dan bersifat viral (kayak virus menular kemana-mana) akan mendapatkan banyak keuntungan; di antaranya profil backlink dan ranking yang tinggi.
Have a nice blogging, sob…
© Copyright Ahmad Khoirul Azmi @ buka-rahasia.blogspot.com.
[ad_2]
Source link