Pemahaman, Jenis-Jenis Majas Beserta Contohnya

Dalam potensi kali ini, serba definisi akan mengdiskusikan bahan bahasa indonesia tentang majas. Disini kita akan mengerti terlebih dahulu pemahaman atau definisi majas yang lalu dilanjutkan dengan penjabaran jenis-jenis majas beserta contohnya.

Sering kita menyaksikan atau mendengar sebuah karya sastra menggunakan sebuah majas dalam tujuan untuk menciptakan suatu alur dongeng menjadi lebih menarik. Majas ini erat kaitannya dengan dilema teknik atau tata gaya bahasa yang digunakan.

Dalam penggunaan majas pada karya sastra ada aneka macam majas yang mampu digunakan, tergantung tujuan yang ingin disampaikan. Sebelum kita berbicara lebih lanjut wacana jenis-jenis majas, apalagi dahulu kita akan membicarakan terlebih dahulu definis dari majas itu sendiri.

Daftar Isi

Pengertian Majas

Majas adalah sebuah gaya bahasa yang dipakai untuk mendeskripsikan sesuatu dalam tujuannya untuk memperoleh imbas tertentu semoga tercipta suatu kesan imajinatif bagi pendengarnya, baik secara ekspresi maupun goresan pena.

Penggunaan majas bukan cuma ditemukan dalam bahasa indonesia, hampir semua bahasa mempunyai aneka macam jenis majas.

Fungsi Majas

Berikut ini yakni fungsi-fungsi  atau tujuan penggunaan majas (Waluyo, 1995:83):

  • Menghasilkan kesenangan imajinatif.
  • Menghasilkan imajinasi aksesori sehingga hal-hal yang absurd menjadi kongkrit dan menjadi mampu dicicipi pembaca.
  • Menambah intensitas perasaan pengarang dalam menyampaikan makna dan sikapnya.
  • Mengkonsentrasikan makna yang mau di sampaikan dan cara-cara memberikan sesuatu dengan bahasa yang singkat.

Macam-macam Majas

Terdapat empat klasifikasi dalam pengelompokan majas dimana masing-masing klasifikasi majas tersebut memiliki beberapa turunan majas lagi.

Empat kategori majas tersebut adalah :

  • Majas Perbandingan
    Merupakan majas yang digunakan dalam  membandingkan sesuatu untuk mengembangkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas perbandingan dipakai karena adanya kemiripan sifat, bentuk dan lain-lain
  • Majas Pertentangan
    Majas kontradiksi dipakai untuk melukiskan sesuatu secara berlawanan atau bertolak belakang.
  • Majas Sindiran
    Majas sindiran ialah penggunaan gaya bahasa yang bersifat menyinggung sesuatu secara lebih lugas (menyindir). Majas ini umumnya digunakan untuk mengugah suatu objek semoga pembaca maksud dari sindiran tersebut. 
  • Majas Penegasan
    Merupakan majas yang digunakan untuk memberi kesan penegasan kepada sesuatu sehingga menyebabkan kesan kepada pembaca ataupun pendengar.

Jenis-Jenis Majas Perbandingan

1. Majas Asosiasi atau Perumpamaan

Majas Asosiasi ialah majas yang membandingkan antara dua hal yang pada dasarnya telah berlawanan, tetapi seolah-olah dianggap sama.

Penggunaan majas asosiasi (istilah) ditandai oleh penggunaan kata  :

  • bagai
  • Bagaikan
  • Seumpama
  • Seperti dan 
  • Laksana. 

Contoh Majas Asosiasi atau Perumpamaan :

  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Wajahnya bagai pinang dibelah dua
  • Wajahnya kuning bersinar bagaikan bulan purnama

2. Metafora

Majas Metafora yakni majas yang mengungkapkan perbandingan analogis secara langsung. Dalam majas ini, kata yang dipakai hanyalah sebagai lukisan untuk mengungkapkan persaaan atau perbandingan. misalnya :tulang punggung dalam kalimat “pemuda yakni tulang punggung negara”. Kata tulang punggung disini menyamakan dengan ungkapan impian.

Contoh Metafora:

  • Engkau belahan jantung hatiku sayangku
  • Raja siang keluar dari ufuk timur
  • Desi dianggap bunga desa di kampungnya
  • Dia dianggap anak emas majikannya.
  • Perpustakaan ialah gudangnya ilmu.
  • Raja Hutan telah siap untuk menerkam.

3. Majas Personifikasi

Majas Personifikasi ialah majas yang mempersamakan benda-benda tak bernyawa dengan manusia, mempunya sifat, kesanggupan, pedoman, perasaan yang dapat diperbuat mirip insan.

Contoh Majas Personifikasi:

  • Burung pipit bernyanyi di siang hari.
  • Angin bercakap-mahir sama daun-daun, kembang-kembang, kabut dan titik embun
  • Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
  • Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai tamat dari pertandingan tersebut.

4 . Majas Alegori

Majas Alegori yakni majas yang menyatakan sebuah perbandingan lewat kiasan atau penggambaran dan bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Penggnaan majas alegori biasanya dipakai dalam sebuah kisah yang sarat dengan pesan atau simbol-simbol bermuatan sopan santun.

Contoh Majas Alegori:

  • Perjalanan hidup insan mirip sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sukar ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada balasannya berhenti dikala berjumpa dengan laut.

5. Majas Simbolik

Majas Simbolik ialah majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan tujuan tertentu. Simbol atau lambang yang digunakan dalam majas ini mampu berbentukbenda, tumbuhan maupun binantang.

Contoh Majas Simbolik:

  • Ia populer sebagai buaya darat.
  • Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
  • Katakanlah Cinta dengan Bunga
  • Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian.
  • Melati, lambang kesucian
  • Teratai, lambang dedikasi

6. Majas Metonimia

Majas Metonimia yakni majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berbentukpenggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh Majas Metonimia :

  • Pak Ibrahim mengendarai kijang untuk menjemput Ibu Dewi di pasar (tujuannya mobil kijang)
  • Di kantongnya senantiasa terselib gudang garam. (tujuannya rokok gudang garam)
  • Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (tujuannya kopi kapal api)
  • Ayah pulang dari mancanegara naik garuda (tujuannya pesawat garuda)

7. Majas Sinekdok

Maas Sinekdok yaitu ialah majas yang bertujuan untuk memanfaatkan sebagian dari sesuatu untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau menggunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte).

Majas Sinekdok Pars pro toto, adalah menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh Majas Sinekdok:

  • Hingga detik ini beliau belum kelihatan batang hidungnya. (Batang hidungnya mewakili seluruh badan)

Majas Sinekdok Totem pro parte, yakni menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:

  • Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Majas Simile

Majas Simile ialah  majas yang menggunakan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, mirip layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.

Contoh:

  • Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
  • Kau umpama air aku bagai minyaknya, 
  • Bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

9. Majas Hiperbola

Majas Hiperbola yakni majas yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan dengan cara melebih-lebihkan sebuah realita

Contoh :

  • Air matanya mengalir menganak sungai
  • Berita itu sudah membumbung ke angkasa raya.

Jenis-Jenis Majas Pertentangan

1. Paradoks 

Paradoks yakni majas yang mengungkapkan dua hal yang seakan-akan berlawanan, namun bergotong-royong keduanya benar.

Contoh :
Jiwanya terasa sepi di tengah ingar-bingar pesta
Hati boleh panas tetapi kepala tetap cuek supaya kita tidak salah mengambil keputusan

2. Oksimoron

Oksimoron yakni majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dalam frase yang serupa atau dapat kita sebut sebgai paradoks dalam satu frase.

Contoh :

  • Olahraga mendaki gunung memang menawan meskipun sangat membahayakan.
  • Laut terlihat menakutkan tetapi bahwasanya sangat indah .
  • Selalu ada fasilitas dalam kesusahan akan suatu perjuangan.
  • Dalam hidup dan matiku hanya Kau sajalah yang aku puja.
  • Dikala bahagia ataupun sulit kita kan menghadapi hidup tolong-menolong.

3. Antitesis

Antitesis adalah pengungkapan dengan memakai kata-kata yang bertentangan arti satu dengan yang yang lain.

Contoh :

  • Baik bau tanah maupun muda, orang cukup umur dan anak-anak semuanya larut dalam situasi besar hati atas kemenangan tim sepakbola indonesia dalam piala tiger.
  • Miskin kaya seluruhnya mempunyai hak yang sama dalam dunia pendidikan.
  • Baik lulusan kampus negeri maupun swasta sama-sama mempunyai kesempatan yang besar dalam melamar pekerjaan di perusahaan BUMN.
  • Besar kecilnya penghasilan harus tetap kita syukuri.

4. Kontradiksi interminus

Kontrakdiksi ialah majas yang mengungkapkan kontradiksi dengan menyatakan sangkalan dari pernyataan sebelumnya.

Contoh :

  • Semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade.
  • Menjelang puasa, semua jenis cabe mengalami peningkatan harga, kecuali cabe merah keriting.
  • Praktik Klinik Rumah Sehat saban hari Senin-Sabtu, pukul 18.00-23.00, kecuali hari Jum’at pukul 18.00-21.00.
  • Semua sobat diundangnya dalam acara ulang tahunnya, kecuali Dono.

5. Anakronisme 

Anakronisme adalah majas kontradiksi yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa dengan waktunya.

Contoh :

  • Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (ketika itu jam belum ada)
  • Cut Nyak Dien menghalau Belanda dengan memakai senjata nuklir (pada ketika itu belum ada nuklir)

Jenis-Jenis Majas Sindiran

1. Ironi

Ironi yakni majas sindiran yang mengutarakan sesuatu dengan maksud lain dari apa yang terkandung dalam kalimatnya.

Contoh:

  • Ini gres siswa teladan, tidak pernah melakukan tugas.
  • Bagus sekali tulisanmu hingga tidak dapat dibaca.
  • Sungguh indah rapormu dengan bertaburnya warna merah dalam hampir semua mata pelajaran.

2. Sinisme

Sinisme yakni gaya sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi bernafsu

Contoh :

  • Perkataanmu tadi sungguh menyebalkan, tidak layak diucapkan oleh orang pintar sepertimu.
  • Lama-usang saya mampu jadi abnormal melihat tingkah lakumu itu.

3. Sarkasme

Sarkasme yaitu majas sindiran yang paling agresif. Majas ini biasanya bermaksud untuk mengkritik secara frontal dan kasar dan lazimnya diucapkan oleh orang yang sedang murka.

Contoh:

  • Otakmu memang otak udang!
  • Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

4. Satire

Majas satire ialah majas yang mengungkapkan sindiran dengan agresif dan keras mirip sarkasme, tetapi yang membedakan yakni majas satire ini menggunakan kata-kata istilah dalam menyatakan sindiran.

Contoh :

  • Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
  • Apa dia tak tau terima kasih? Sudah kubantu tapi ia malah memfitnahku di depan orang lain.
  • Ya ampun ! Koper ringan seperti ini, kau tak mampu mengangkatnya ?

5.  Innuendo 

Innuendo yakni gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang bergotong-royong.

Contoh : 

  • Ia menjadi kaya raya alasannya mengadakan kemoersialisasi jabatannya
  • Pantas saja dia cepat kaya sebab ayahnya koruptor kelas kakap.

Jenis-Jenis Majas Penegasan

1. Apofasis

Apofasi majas untuk menegaskan sesuatu dengan cara seperti menyangkal hal yang ditegaskan.

Contoh :

  • Saya tak inginmengungkapkan dalam lembaga ini bahwa saudara sudah menggelapkan ratusan juta rupiah duit negara

2. Pleonasme

Pleonasme ialah majas penegasan yang menambahkan informasi pada pernyataan yang telah terang atau menyertakan keterangan yang sesungguhnya tidak dibutuhkan.

Contoh :

  • Semua siswa yang di atas semoga segera turun ke bawah.
  • Mereka mendongak ke atas melihat pentaspesawat tempur.
  • Bagi yang sudah diundang namanya, silakan maju ke depan.

3. Repetisi

Reptisi adalah majas yang mengulangi kata-kata, frase, dan klausa yang sama dalam sebuah kalimat atau ihwal.

Contoh :

  • Marilah kita sambut pendekar kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
  • Dia akan menepati janjinya, saya percaya kepadanya, dia niscaya akan menepati janjinya padaku. 

4. Paralelisme

Paralelisme yaitu majas yang menggunakan pengulangan kata yang disusun dalam baris yang berlawanan.

Contoh :

  • Cinta adalah pemahaman
    Cinta yaitu kesetiaan
    Cinta ialah rela berkorban

5. Aliterasi 

Aliterasi yakni majas penegasan yang memakai repetisi konsonan pada permulaan kata secara berurutan.

Contoh :

  • Kaku-kaku besi dipanaskan elastis juga
  • Lihatlah langit luruskan langkah.

6. Pararima 

Pararima ialah yakni majas yang melaksanakan pengulangan konsonal permulaan dan akhir dalam kata atau bagian yang berlawanan.

Contoh :

  • Belak-belok, kolat-kalit, mular-mulur

7. Tautologi

Tautologi ialah majas penegasan yang menggunakan pengulangan kata-kata dengan menggunakan sinonimnya.

Contoh:
  • Bukan, bukan, bukan itu yang ku maksud. Aku sekedar ingin bertukar anggapan saja denganmu.
  • Seharusnya sebagai sahabat kita bisa hidup akur, rukun, dan saling bersaudara. 
  • Saya percaya, yakin, dan beriman pada semua aliran Muhammad. 

8. Klimaks

Klimaks yaitu majas penegasan yang memaparkan suatu hal secara berturut-turut dari yang sederhana dan kurang penting meningkat kepada hal atau pemikiran yang penting atau kompleks.

Contoh :

  • Semua orang dari belum dewasa, sampaumur, hingga orang tua ikut antri minyak.
  • Kesengsaraan membuahkan ketabahan, keteguhan pengalaman, dan pengalaman keinginan.

9. Antiklimaks 

Antikklimaks adalah majas penegasan yang memaparkan sebuah hal atau gagasan yang penting atau kompleks menurun terhadap asumsi atau hal sederhana dan kurang penting.

Contoh :

  • Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam program selamatan itu.
  • Di kota dan desa sampai pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

10. Retoris 

Retoris yaitu majas pengasan perumpamaan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung dalam
pernyataan tersebut.

Contoh :

  • Manusia mana yang tidak perlu uang ?
  • Adakah orang yang ingin sakit selama hidupnya ?

11. Asindenton

Majas Asindeton  yaitu gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung biar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.

Contoh : 

  • Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.

12. Polisindenton

Polisindenton yaitu majas penegasan yang mengungkapkan sebuah kalimat atau perihal, dihubungkan dengan kata penghubung.

Contoh:

  • Kami tidak hany dapat membangun rumah glamor, namun juga rumah sederhana dan rumah susun sederhana milik atau rusunami.

13. Interupsi

Interupsi adalah majas penegasan yang memakai kata-kata atau bab kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.

Contoh:

  • Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.

Referensi


1. Waluyo, Herman. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga.
2. Moh. Kusnadi Wasrie, “Intisari Lengkap Bahasa Indonesia “,Yogyakarta:Indonesia Tera, 2012.
3. Ernawati Waridah,”Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia”, Bandung : Ruang Kata imprint Kawan Pustaka, 2014.